A PROSES-PROSES SOSIAL
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan sosial. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan social oleh karena tanpa interaksi social tidak mungkin ada kehidupan sosial bersama. Interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial didahului adanya kontak sosial yang dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu:
ü Antara individu dengan individu
ü Antara individu dengan kelompok
Kontak social dapat bersifat positif maupun negatif. Begitu pula reaksi dari tindakan salah satu dari kedua pihak, yang positif mengarah pada suatu kerja sama sedangkan yang negatif mengarah kepada suatu pertentangan. Suatu kontak sosial dapat bersifat primer, yaitu seseorang berhadapan langsung dengan pihak lain, serta yang bersifat sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan perantara.
Kontak sosial memerlukan komunikasi, dimana komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran pada kelakuan orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak badan, maupun sikap mengenai apa yang disampaikan oleh orang tersebut, kemudian memberikan reaksi terhadap tindakan tersebut. Komunikasi akan menghasilkan interaksi sosial.
1 Bentuk-bentuk Proses Sosial
Proses sosial dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
ü Integrative social process
Bentuk ini adalah proses sosial yang menyebabkan hubungan individu atau kelompok semakin akrab atau intim.
ü Disintegrative social process
Bentuk ini adalah proses sosial yang menyebabkan hubungan antara individu atau kelompok menjadi renggang.
Proses sosial khusus yang bersifat integrative adalah:
Ø Cooperation (kerja sama)
Ø Akomodasi, dimana akomodasi dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
· Akomodasi paksaan
· Akomodasi kompromistis
· Arbitrasi
· Mediasi
· Konsiliasi
· Tolenransi
· Stalemate
Ø Asimilasi
Ø Amal gamasi
Ø Interpendensi
Sedangkan proses sosial khusus yang bersifat disintergrative adalah:
v Kompetisi
v Konflik
v Diferensiasi
v Spesialisasi
v Oposisi
2 Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah system berlapis-lapis didalam suatu masyarakat karena ada sesuatu yang sangat dihargai oleh masyarakat tersebut, yang dapat berupa benda konkrit maupun yang abstrak. Ini berarti barang siapa yang memiliki benda-benda yang dimaksudkan dalam jumlah yang melebihi dari jumlah rata-rata dari yang dimiliki orang lain, maka kedudukannya akan lebih tinggi dari anggota masyarakat lain atau dengan kata lain dia berada pada lapisan atas dari masyarakat tersebut, begitu pula sebaliknya.
Adanya stratifikasi sosial di dalam masyarakat dapat terjadi dengan sindirinya, namun ada juga yang sengaja disusun untuk mengejar tujuan bersama.
Stratifikasi sosial di dalam masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan dapat pula bersifat terbuka (open social stratification).
3 Dasar-dasar Lapisan Dalam Masyarakat
Ukuran yang sering digunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tertentu adalah sebagai berikut:
ü Ukuran kekayaan
ü Ukuran kekuasaan
ü Ukuran kehormatan
ü Ukuran ilmu pengetahuan
Selain ukuran-ukuran di atas, masih banyak lagi ukuran-ukuran yang biasa digunakan, namun ukuran-ukuran inilah yang menonjol di dalam masyarakat.
4 Kedudukan/Status
Kedudukan.status berbeda dengan kedudukan sosial. Kedudukan adalah tempat seseorang dalam suatu kelompok tertentu. Sedangakn kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum di dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain.
Di dalam masyarakat, seseorang dapat memiliki bebrapa status, tetapi yang menonjol biasanya hanya satu yang dianggap paling utama. Namun, karena itulah biasanya seseorang dapat mengalami yang namanya “konflik status”.
Kedudukan seseorang kadang-kadang dapat ditandai dengan cirri-ciri tertentu yang di dalam sosiologi dikenal dengan istilah “status symbol”, misalnya lambang-lambang, cara berpakaian, dsb.
5 Role/Peranan
Peranan merupakan aspek dinamis daripada kedudukan/status. Dengan peranan, lebih banyak menunjuk kepada fungsi. Karena itu kedudukan menentukan peranan seseorang di dalam masyarakatnya. Dengan memiliki kedudukan, berarti masyarakat memberikan fasilitas-fasilitas padanya untuk melakukan peran-peran tertentu (role facilities).
Seseorang yang memiliki suatu kedudukan dan tidak dapat melakukan peranannya sebagaimana mestinya maka disebut “role distance”, yang biasa disebabkan oleh ketidakmampuan individu tersebut atau mungkin juga karena factor lingkungan.
Di dalam mempelajari stratifikasi sosial, dapat digunakan tiga jenis pendekatan, yaitu:
· Pendekatan subjektif
· Pendekatan reputasi
· Pendekatan objektif
Dari hasil pendekatan ini, maka dapatlah disusun stratifikasi sosial pada suatu masyarakat.
6 Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah proses yang dapat membuat orang-orang bergerak dari suatu posisi ke posisi yang lain dalam suatu struktur sosial tertentu. Dari sini diketahui bahwa seseorang dapat bepindah dari suatu status sosial tertentu ke status sosial yang lain. Mobilitas sosial ini mempunyai dua bentuk, yaitu:
Ø Mobilitas sosial vertical
Ø Mobilitas sosial horizontal
B KEPEMIMPINAN/LEADERSHIP
Dalam setiap persekutuan hidup, bagaimanapun kecilnya sampai kepada persekutuan hidup yang besar, selalu ada pemimpinnya. Demikian pula persekutuan-persekutuan hidup yang sifatnya illegal, selalu mempunyai pemimpin. Dengan demikian, kepemimpinan adalah gejala dan fakta dalam persekutuan hidup manusia.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut dapat mengikuti kehendak dari sang pemimpin. Adapun cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dapat berupa paksaan (force), bujukan (persuation), atau ancaman (threat).
Seorang pemimpin biasanya adalah orang-orang terkemuka di masyarakatnya atau orang yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan tertentu atau memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yang membuat dirinya demikian menonjol di tengah-tengah pergaulan di masyarakatnya. Orang-orang yang berhasil dipengaruhi oleh sang pemimpin disebut sebagai “pengikut”.
1 Tipe-tipe Kepemimpinan
Cara memimpin seorang pemimpin sangat tergantung dari tipe kepemimpinannya. Max Webber membedakan tiga tipe kepemimpinan, yaitu:
Ø Pemimpin yang tradisional
Ø Pemimpin yang rasional
Ø Pemimpin yang kharismatik
Di dalam masyarakat, kadang-kadang ditemukan tipe kepemimpinan yang merupakan campuran dari ketiga tipe tadi. Selain dari ketiga tipe di atas, masih dikenal istilah “pemimpin formal” dan “pemimpin informal”.
2 Syarat-syarat Kepemimpinan
Masing-masing masyarakat mempunyai syarat-syarat tertentu dalam rangkas memilih pemimpinnya, namun ada unsur-unsur yang sama sebagai syarat umum bagi pemilihan pemimpin, yaitu:
§ Mempunyai kemampuan yang lebih baik dari kebanyakan warga masyarakat yang bersangkutan
§ Memiliki sifat-sifat sosial yang lebih tinggi yang mencakup tidak egois, simpatik, ramah dan sopan, serta dapat memahami orang lain.
§ Jujur, dalam arti kata-katany dapat dipercaya
§ Adil
§ Bersifat sederhana
§ Dapat mengendalikan emosinya
§ Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
§ Dapat memberi contoh dan teladan yang baik
3 Sikap Kepemimpinan
Dari sikap seorang pemimpin dalam mengatur masyarakatnya, dapat dibedakan menjadi tia tipe sikap kepemimpinan, yaitu:
ü Pemimpin yang otoriter; yaitu semua ketentuan-ketentuan ditetapkan sendiri oleh pemimpin dan para pengikutnya hanya melaksanakan perintah dari pemimpinnya. Pemimpin seperti ini biasanya tidak segan-segan menggunakan paksaan.
ü Pemimpin yang liberal; yaitu pemimpin yang terlalu memberikan kebebasan kepada para pengikutnya.
ü Pemimpin yang demokratis’ yaitu pemimpin yang setiap kebijaksanaannya selalu dimusyawarahkan dengan para pengikutnya sebelum kebijakan itu dilakasanakan.
4 Kekuasaan dan Wewenang
Di dalam sejarah, kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Oleh karena itu, kekuasaan mendapat perhatian para ahli ilmu kemasyarakatan, termasuk sosiologi.
Sosiologi sebgaia ilmu pengetahuan tidak menilai kekuasaan sebagai sesuatu yang baik atau buruk, tetapi meyakini adanya kekuasaan yang merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan, baik secara sukarela maupun secara terpaksa. Apabila kekuasaan itu dijelmakan pada seseorang maka orang itu dinamakan “pemimpin”.
Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang yang mendapat pengakuan dari masyarakat yang biasanya terbatas pada bidang-bidang tertentu.
Kekuasaan terdapat dimana-mana, namun kekuasaan tertinggi berada pada suatu organisasi formal yang dinamakan “Negara”.
Kuat-lemahnya kekuasaan seorang pemimpin sangat tergantung pada tingkat kepatuhan para pengikutnya. Kepatuhan kepada pemimpin biasanya diakibatkan oleh beberapa sikap kejiwaan para pengikutnya, antara lain:
· Rasa takut
· Rasa cinta
· Kepercayaan
· Pemujaan
Dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, kekuasaan itu disalurkan melalui beberapa saluran, yaitu:
v Saluran militer
v Saluran politik
v Saluran tradisi
v Saluran ekonomi
v Saluran ideology
C PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Di dalam setiap masyarakat, pasti terjadi perubahan, namun sesuai dengan sifatnya maka perubahan itu dapat dibedakan atas:
Ø Perubahan yang menyolok
Ø Perubahan yang pengaruhnya terbatas
Ø Perubahan yang pengaruhnya sangat luas
Ø Perubahan yang sifatnya lambat
Ø Perubahan yang sangat cepat
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola tingkah laku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, system stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenag, dsb.
Apabila terjadi suatu perubahan pada salah satu bidang kehidupan, maka pasti akan diikuti perubahan pada sector lain. Oleh karena itu, setiap bidang kehidupan ada saling pengaruh-mempengaruhi secara timbale-balik.
Sosiologi membagi jenis measyarakat ke dalam dua tipe, yaitu masyarakat yang mengalami perubahan yang sangat cepat, serta masyarakat statis yang mengalami perubahan yang lambat. Bahkan di dalam suatu masyarakat, terkadang perubahan yang terjadi itu menghasilkan kemunduran pada salah satu bidang kehidupan tertentu.
Perubahan dapat dipercepat dengan adanya:
ü Komunikasi yang modern
ü Penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sehubungan dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi, yaitu:
· Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan, baik itu cepat atau lambat
· Perubahan sosial yang terlalu cepat akan diikuti perubahan-perubahan pada lembaga sosial lain
· Perubahan tidak dapat dipisahkan antara bidang material dan spiritual karena perubahan dari salah satunya akan mempunyai kaitan dengan yang lainnya.
Suatu perubahan yang cepat dan mendasar sering dinamakan “revolusi”. Suatu rvolusi dapat direncanakan maupun tidak direnanakan. Secara sosiologis, agar revolusi dapat terjadi dan berhasil, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Ø Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan
Ø Harus ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat
Ø Pemimpin tersebut harus dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat, kemudian merumuskan dan menegaskan rasa ketidakpuasan dari masyarakat untuk dijadikan program dan arah bagi bergeraknya masyarakat
Ø Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan yang jelas pada masyarakat
Ø Harus memilih momentum yang tepat untuk memulai revolusi, karena jika momentumnya yang keliru atau salah pilih maka revolusi dapat gagal total.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan dapat digolongkan kepada faktor pendorong, yaitu:
ü Adanya kontak dengan kebudayaan lain
ü Sistem pendidikan yang maju sehingga menimbulkan cara berpikir yang objektif dan ilmiah
ü Sikap menghargai hasil karya orang lain
ü Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang
ü Sistem terbuka dalam stratifikasi sosial
ü Penduduk yang heterogen
ü Ketidakpuasan terhadap suatu bidang kehidupan tertentu
Serta faktor penghambat, antara lain:
v Kurangnya komunikasi dengan masyarakat lain
v Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
v Sikap masyarakat yang tradisional
v Adanya unsur kepentingan yang telah tertanam dengan kuat di dalam masyarakat
v Rasa takut akan adanya kegoncangan-kegoncangan pada integrasi kebudayaan
v Purbasangka terhadap hal-hal yang baru
v Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
v Adanya adat yang dipelihara sejak dari nenek moyang yang biasanya dikaitkan dengan kepercayaan.
Gerak perubahan dapat mengarah ke suatu bentuk yang baru sama sekali, dan ada pula yang bergerak ke suatu bentuk yang sebenarnya sudah ada pada masa lampau. Salah satu jenis perubahan yang dapat dilakukan dengan mengadakan modernisasi.
Modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan yang tradisional kepada kehidupan yang lebih maju. Modernisasi dapat menimbulkan banyak masalah, misalnya disorganisasi, konflik antar kelompok, hambatan-hambatan yang dilakukan terhadap perubahan, dsb.
Disorganisasi ialah proses memudarnya atau melemahnya norma-norma dan nilai-nilai sosial di dalam masyarakat yang disebabkan oleh karena terjadinya perubahan. Wujud konkrit daripada disorganisasi yang bisa dilihat dengan nyata adalah munculnya problem-problem sosial.
Syarat-syarat modernisasi adalah antara lain:
ü Cara berpikir yang ilmiah
ü System administrasi yang baik
ü Adanya system pengumpulan data yang teratur dan terpusat pada suatu lembaga tertentu
ü Tingkat organisasi yang tinggi
ü Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
No comments:
Post a Comment