Thursday, June 13, 2013

Gelas !

Assalamualaikum.
Setelah lama vakum di blog, sy memutuskan utk kembali. Bukan karena emang pengen kembali, tp saking lamanya libur yg diberikan oleh pihak kampus (tiga bulan), sampai-sampai sy tdk tahu lg harus berbuat apa. Semua jenis liburan sudah sy lakukan. Tp waktu baru menunjukkan kalo waktu liburan yg terpakai baru berjalan seminggu lebih, squidward blg "too much paradise" :(
Oke, kali ini sy mau menceritakan tentang sesuatu di masa kecil sy, tepatnya saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Tp cerita ini sy mulai jauh sebelum sy SD, saat sy berumur kira-kira 5tahun.

Waktu itu para orangtua yg tinggal sekompleks dgn rumah sy mulai mendaftarkan afnak-anaknya di Taman Kanak-kanak yg mereka inginkan, iming-iming mau membuat anak-anak mereka terdidik sejak kecil di tempat yg baik dan memiliki byk teman. Lain halnya dengan kedua org tua sy, mereka tidak memasukkan sy di TK seperti anak-anak yg lain. Mengapa? Bukan krna waktu itu kami tak punya uang, bukan jg krna acuh terhadap pendidikan anaknya, tp krna Ibu sy adalah seorang mantan guru TK. Ibu sy berpikir bahwa lebih baik Beliau-lah yg mengajarkan kami, bs dibilang seperti home schooling lah, dan Ibu sy sbg gurunya.
Di saat teman-teman sy prg ke TK dgn pakaian seragam mereka dan bermain di wahana yg disediakan, sy belajar membaca, menulis, dan matematika dasar (penambahan - pengurangan - pembagian - perakalian) dengan pakaian biasa, tentu sj diajarkan pleh Ibu sy sebagai gurunya di rumah. Alhasil, sejak umur 5tahun lebih sy sudah pandai membaca dan menulis, sy jg sudah pandai berhitung. Namun, Ibu sy lupa mengajarkan sesuatu, sesuatu yg menurut sy penting utk diajarkan di masa kecil seorang manusia, yaitu menggambar.
Ketika umur telah mencapai 6tahun, sy pun didaftarkan di sebuah SD dekat rumah, seperti anak-anak lainnya. Kami pun memulai pelajaran dengan baik dan lancar, walaupun hari pertama sy bersekolah tdk terlalu baik, krna sy terpaksa harus menyeberang sendirian di jalan yg ramai dan lebar, dikarenakan penjemput sy terlambat dtg, jd sy pikir dia lupa, dan yah, itulah yg terjadi, sy terpaksa pulang sendirian. Oh iya, waktu kecil, sy itu manusia yg paling malas makan, sampai-sampai jika sy lapar, bukannya sy mengambil makanan, tp sy mengambil segelas air dan meminumnya. I don't know, menurut sy itu cukup utk mengganti makanan, walaupun skrg sudah tdk lg, dulunya sy kurus, skrg byk yg blg kalo sy itu bulat. But I think I am normal :(
Oke, cukup curhatnya. Sy lanjutkan ceritanya, di hari kedua sy sekolah, guru sy kaget krna sy sudah pandai berhitung. Well, bukannya sombong, tp matematika dasar menurut sy tdk sesulit itu *asheeek. Namun kemudian, giliran sy yg kaget. Kami diberikan tugas yg menurut sy paling sulit untuk dikerjakan, ya, menggambar! Itu adalah masa i-dont-know-what-to-do yg paling kelam yg pernah sy alami. Setelah lama berpikir, sy pun teringat suatu benda yg paling melekat dgn sy di masa itu, GELAS! Sy mulai menggambar dua oval di atas dan di bawah, yg kemudian sy satukan kedua oval itu dengan dua buah garis, dan yup, jadilah sebuah gelas! Dan akhirnya, waktupun habis. Itu salah satu momen paling lega yg prnh sy alami, walaupun sebenarnya menggambar tdk sesulit itu. And finally, not bad, sy dapat nilai 70 dengan gambar "sederhana" itu, haha. Kemudian GELAS pun menjadi objek satu-satunya dalam goresan tangan sy, dan itu berlanjut sampai sy duduk di kelas 4 SD, sampai paman sy dtg dan mengajarkan sy utk menggambar pemandangan (you know, gunung yg memiliki lembah berupa sawah dan tak lupa ada mataharinya, not bad huh?).
In the end, sy cuma punya satu saran setelah kamu membaca cerita sy di atas. Jika kamu punya adik, atau ponakan, atau mungkin anak kamu nantinya, please, jangan larang ia utk berkreatif, ajari ia menggambar, ajari ia berimajinasi, trust me, itu semua jauh lebih penting drpd matematika dasar. Sekian dulu cerita sy, terima kasih sudah membaca. Wassalam ^^

No comments:

Post a Comment